Antara Jumputan, Shibori,dan Sasirangan


Indonesia diketahui memiliki keanekaragaman budaya yg merupakan akulturasi dari berbagai macam negara. Di bidang tekstil, indonesia juga memiliki ribuan motif khas daerah masing masing baik berupa tenunan atau pun juga jenis batik. Di antara banyak macam jenis tekstil yg dimiliki indonesia, ada yg disebut kain Jumputan, Sasirangan, Pelangi atau yg dalam bahasa inggris disebut tie dye fabric. Sementara, di jepang sendiri kain ini disebut dengan kain Shibori.

Kesemua itu memiliki kesamaan dalam proses pembuatannya..yes..tie dye..artinya dicelup, yaitu mengalami proses pencelupan menggunakan pewarna sebagai cara untuk membentuk dan menciptakan motif pada kain.

Kesamaan di antara mereka tentu saja membuat kita bertanya tanya bagaimana asal mula/ sejarah perkembangannya di berbagai negara. Ya kan?

Menurut berbagai sumber teknik pembuatan kain seperti ini dipelopori oleh negara jepang yg diperkirakan telah ada dan membudaya di jepang pada abad ke-8. Konon ceritanya bahwa rakyat kala itu tak mampu membeli pakaian yang terbuat dari sutra atau katun. Karena itu mereka mencelup baju lama mereka yang terbuat dari rami dengan warna indigo yang gelap untuk menutupi noda-noda yang ada. Dengan begitu baju lama mereka terlihat kembali baru dan menarik. Saya menduga jepanglah yg membawa pengaruh masuknya kebudayaan membuat kain dengan teknik shibori ke indonesia mengingat Indonesia juga sempat dijajah oleh Jepang sebelum merdeka. Kalau di Indonesia yang saya tahu, ada beberapa daerah yg menjadikan kain dgn teknik shibori ini sebagai salah satu warisan budaya setempat yg khas dan perlu dilestarikan keberadaannya, ialah Palembang dengan kain jumputan/kain pelanginya dan Kalimantan dengan batik sasirangannya.

Kendati demikian, menurut sumber informasi lain, teknik tie dye awalnya telah ada sejak jaman Mesir kuno dimana untuk membungkus mummy digunakan kain yang menggunakan motif unik mirip teknik tie dye. Diduga kain itu berasal dari India yg memiliki budaya seni bandhu yg usianya setua negeri India itu sendiri. Sementara para arkeolog menyebutkan bahwa tie dye sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu di Mesopotamia, India, Peru, Mexico, Yunani, dan juga di Roma.

Lain di Mesir lain pula Di Amerika, teknik tie dye ini dipakai oleh kaum hippies atau yg disebut flower generation dengan cara mengaplikasikan motif motif bunga pada kain guna sebagai representasi “Fight With Flower” (lawanlah dengan bunga) yang mengartikan kelembutan dan tidak menyukai kekerasan. Yang pada masa itu, kaum muda menentang Perang yang sedang dilakukan Amerika ke Vietnam dan Negara lainnya.

Well, seperti apapun dan bagaimanapun caranya teknik tie dye/ shibori ini sampai ke Indonesia, satu yg pasti hal ini jelas menjadikan indonesia lebih kaya dengan jenis dan motif kain yg unik dan beragam macam coraknya.

Sekiaann...
Semoga bermanfaat..๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š







Terimakasih ya sudah membaca..

Salam,


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna filosofis dibalik legenda origami burung (bangau)

Untuk Natya: Sekelumit Cerita tentang  Delman Cianjur

Lampu Gentur, Lampu Termashur dari Cianjur