Eksplorasi Skill Batik dalam upaya Pemberdayaan Perempuan

Seorang teman pernah berkata "hari gini masih ada ya yang belajar ngebatik?" (Dengan nada meremehkan heran). Mungkin maksudnya di jaman modern yang teknologi udah canggih begini masih ada yang mau susah payah belajar skill yang hasil jadinya lamaaaa banget. Padahal banyak loh skill lain yang bisa dipelajari dari memanfaatkan kecanggihan teknologi, toh semua orang mau tidak mau harus melek teknologi kalau tidak pasti ketinggalan jaman. Hasil akhirnya bisa cepat dan kalau pandai memberi ground breaking yang unik bisa jadi ladang mata pencaharian yang baru. 

Emang iya sekarang udah jaman modern, udah sepatutnya manusia melek teknologi, tapi gak ada salahnya juga kan keep stand out on our culture. Ngebatik memang pekerjaan tradisional tapi ia adalah budaya yang patut dilestarikan. Bahkan keberadaannya di Indonesia membawa nama baik untuk negeri ini. Dunia pun mengakuinya. 
Nah, Buat saya skill ngebatik ini filosofis sekali. Kita bisa belajar tentang sejarah, tentang kepercayaan, rasa sabar, tekun mengerjakan suatu hal dan bahkan sebagai media berekspresi yang kreatif namun sarat nilai dan budaya. Recommended banget sebagai salah satu upaya pemberdayaan untuk perempuan. Sebenernya gak hanya perempuan, laki-laki pun bisa. Hanya karena kita seringnya punya anggapan bahwa perempuanlah yang mampu mengerjakan sebuah pekerjaan dengan telaten teliti rapih dan Zero mistakes. Padahal laki-laki dan perempuan sama saja. Hahah biar adil kan..nanti dikira aku feminis loh terlalu mengunggulkan perempuan dibanding laki-laki.  Tapi jujur, betapa beruntungnya jadi perempuan di Indonesia kini yang bebas mendapatkan pendidikan yang layak tidak macam dulu, jaman dsekarang pun perempuan bisa mendapatkan akses support yang besar dari berbagai lembaga, juga pemerintahan untuk bisa berkarya dan berprestasi setinggi-tingginya. Asalkan mau berjuang, pasti ada jalan.  Sangat bersyukur dan merasa beruntung sekali.
Nah, kemudahan-kemudahan seperti yang aku sebutkan di atas jugalah yang kemudian membawa aku bertemu pada para perempuan (ibu-ibu) di Desa SindangJaya Kecamatan Cipanas,Cianjur untuk bersama-sama belajar ngebatik. Yap, merasa terhormat mendapat kesempatan berbagi sedikit ilmu yang dipunya tentang cara ngebatik. Tapi aku tidak sendiri, ada tim yang menemani.
Acara ini sesungguhnya diselenggarakan oleh seorang caleg dari partai solidaritas indonesia untuk daerah Cianjur. Tentu ini sebagai upaya agar selain lebih mengenal dengan masyarakat, beliau (bpk. Daniel Tumiwa) ingin memberikan sedikit nilai yang berarti dan kemudian bisa bermanfaat bagi kaum perempuan dengan tetap membawa unsur kultur dalam prakteknya.
Pesertanya pada kesempatan kali ini adalah ibu-ibu petani di desa Sindangjaya, yang kesehariannya dari pagi hingga petang mereka bekerja di kebun. Dan desa ini termasuk yang belum pernah mendapatkan akses pelatihan keterampilan seperti ini sehingga antusiasme nya sangat tinggi dan bisa dibilang seneng banget (malah ada yang udah nanya apa ada pelatihan lanjutan terkait membatik ini).
Karena pelatihannya cuma satu hari, jadi harus benar-benar maksimal menyampaikan urutan pembuatannya dari awal sampe akhir, dipress seefektif mungkin dalam penyampaian materinya supaya meskipun waktunya singkat tapi tetap bisa dimengerti.
Senangnya lagi, pelatihan kali ini banyak sekali anak-anak kecil perempuan dan laki-laki yang antusias praktek membuat kain batik. Saking semangatnya kami sampai lupa waktu, tau-tau hari sudah gelap (menjelang magrib).
Terimakasih yaa desa Sindangjaya atas keramahtamahan dan antusiasme belajarnya yg tinggi..semoga lain waktu kita masih bisa bertemu lagi dalam kesempatan yg lebih baik lagi..
Dan tak lupa terimakasih juga untuk pak Daniel Tumiwa atas fasilitasi pelatihan sekeren dan sekece ini..sukses selalu pak..
Sampai jumpa di pelatihan keterampilan berikutnya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna filosofis dibalik legenda origami burung (bangau)

Lampu Gentur, Lampu Termashur dari Cianjur

Untuk Natya: Sekelumit Cerita tentang  Delman Cianjur