Maaf Ma, Aku Selalu Jauh Darimu..
Bagi seorang anak perempuan, tidak ada
yang lebih menyedihkan dari berpisahnya dengan sosok bernama mama. Betapa
tidak, mama yang dari aku kecil hingga tumbuh dewasa selalu mencurahkan segala
kasih sayangnya tak kenal lelah, karena sebuah keadaan mengharuskan terpisah
jarak dari anak-anaknya. Seperti yang selama ini aku alami, seringkali jauh
dari mama. Bukan tanpa alasan, kami yang ditinggal wafat ayah tepat aku selesai
sekolah dasar, membuat mama terpaksa membanting tulang seorang diri demi mencukupi kebutuhan
keluarga. Tahun demi tahun berlalu, keringat yang diperas mama tak cukup
membuat aku untuk terus melanjutkan sekolah. Hingga akhirnya aku diasuh oleh
tanteku yang juga adik bungsu mama dengan konsekuensi mesti berjauhan lagi dari
mama.
Keadaan itu terus berlangsung sampai
aku menyelesaikan pendidikan diplomaku di Yogyakarta baru kemudian kembali ke
pangkuan mama. Ketika menghadiri acara wisuda, selalu ketika melihat dan
memandangku, mama berurai air mata, sebuah ekspresi berjuta maknanya. Mungkin
beliau terlampau rindu padaku, mungkin juga sedih karena selalu jauh dariku,
atau mungkin beliau terlalu haru karena melihat anaknya mampu menyelesaikan pendidikannya
tanpa ada dirinya di sisiku.
Masa masa bersama mama memang
terhitung singkat, namun ada banyak momen yang selalu bisa aku ingat. Dulu, aku
ingat betul bagaimana pertama kali aku mendesak mama agar mengajariku
keterampilan merajut (crochet), pagi siang malam kudesak mama agar segera
mengajariku. Sampai aku mengabaikan kelelahannya mengurus rumah, mencari
rupiah, juga mencukupi segala kebutuhan kami. Maaf ma..terimakasih karena sudah
mengajarkanku keterampilan berharga ini, sampai saat ini aku masih merajut dan
terus mendalaminya ma, bahkan sedikit- sedikit aku bisa memanen pundi pundi
rupiah karenanya. Ingat betul bagaimana dulu, aku dan adikku sedikit banyak
membantu mama mempersiapkan bahan-bahan masakan untuk dagangan esok hari
sementara hingga larut mama seoranglah yang mempersiapkan segalanya sampai
tuntas, kalau mengenang itu aku selalu sedih hingga aku sadar bahwa kenangan
itu adalah kenangan tentang perjuangan mama yang tidak pernah bisa dilupakan.
Tapi sebagai anak, tak mungkin rasanya
mengaku tak pernah berbuat salah padanya, aku juga pernah membuatnya menangis
dan terluka. Ingat bagaimana dulu aku pernah tanpa sengaja membuat kepala
seorang anak laki-laki berdarah. Bukan tanpa alasan, dia yang memulai
mendatangi sekolah ku dan membully diriku di depan orang banyak. Akibatnya, aku
melemparkan sebuah batu kecil ke kepalanya dan ternyata membuatnya terluka.
Akhirnya ia mengancam akan melaporkan ke orang tuaku dan mengusut masalah ini
sampai ke polisi. Aku gemetar, berlari pulang ke rumah dan menghampiri mama.
Mengadu segalanya, dan menyesali perbuatanku. Ini adalah salah satu kesalahan
yang amat menyakiti hati mama. Maafkan aku, maa..
Bulan-bulan berlalu tahun pun
berganti, hari ini aku sudah punya anak dua. Memeluk ragamu agaknya menjadi hal
yang sudah tak lagi mudah. Sebab sekarang lagi-lagi kita terpisah lautan dan
berbeda pulau ma. Ramadhan ini adalah ramadhan kesekian aku berjauhan darimu, seperti
keinginan anak-anak di luar sana, setiap memasuki bulan penuh ampunan ini
selalu bertandang dan mencium tangan mama sebagai wujud permohonan maaf atas
semua salah dan hilaf yang pernah dibuat. Maka aku hanya bisa mendengar suaramu
lewat telepon dan melihatmu dari video call. Pedihnya Aku tak mampu memeluk
ragamu, merasakan wangi khas tubuhmu, membenamkan diri di dadamu..T_T
Kepedihanku semakin menjadi-jadi ketika
aku sedang berselancar di internet dan menemukan video #maafibu yang
dinyanyikan oleh dua diva besar Indonesia: Anggun-Andien. Saat melihat video
itu tenggorokanku tercekat, terhenti pada lirik “maaf ibu,tak angkat teleponmu, menjawab ketus saat kau menelponku..”
membatin bahwa ternyata sudah lama aku tak menelepon mama, sekedar bertanya apa
beliau dalam keadaan sehat. Ketika mama menelpon pun seringkali tak aku angkat
dan berlindung pada alasan sibuk. Tiba-tiba Airmataku menitik di kedua sudut
mata. Maafkan aku ma, aku selalu jauh darimu.
Video #maafibu kolaborasi
Anggun-Andien http://tiny.cc/maafibu
Berkali-kali nonton video itu, aku selalu sedih membayang semua kesalahanku padamu, ma.
"Maaf ibu, tak angkat telponmu..
Menjawab ketus saat kau menelponku,
Maafkan aku, jarang beri waktu ngobrol denganmu bertanya kabarmu..
Sering tak sabar, saat kau bicara..
Kadang lupa ulang tahunmu.
Maafkan aku sering tidak pulang,
Sering sibuk selalu jadi alasan,.."
Sekarang aku rindu, betul-betul
merindukanmu. Rindu setiap malam dulu ketika hendak tidur, aku selalu memeluk
punggungmu, rindu selimut yang selalu engkau cuci dengan bersih dan wangi
menggunakan Downy. Rindu mencabut ubanmu, membaui rambutmu yang lembut dan kuat
tapi mulai menipis tersebab faktor umur yang semakin uzur.
Meski ragamu kini semakin renta dan
tak sekuat dulu, tapi aku selalu ingat kata-katamu bahwa “jadilah wanita yang
kuat” meski aku harus hidup mandiri jauh darimu. Selaras sekali dengan pesan
shampoo pantene andalanmu yang mengatakan “wanita
yang kuat dilahirkan dan dibesarkan oleh wanita yang kuat juga.” Aku mencintaimu
ma. Seluruh kenangan bersamamu selalu aku ingat dan simpan di dalam sudut
hatiku yang paling dalam. Kenangan denganmu ibarat keharuman yang selalu ada di
dirimu, tak akan bisa dilupakan. Persis seperti pesan yang tersirat dalam
pewangi pakaian Downy yang selalu engkau pakai bahwa “keharuman dapat membangkitkan kenangan yang tidak dapat terlupakan, seperti
kenangan bersama ibu.”
Sampai aku menuliskan semua kata-kataku
disini, mataku berkaca-kaca dan bibir bergetar menahan setiap isak yang keluar.
Terbayang begitu banyak salah dan dosa yang sudah kuperbuat kepadamu ma hingga
rasanya tak akan tuntas berjuta kata maaf menebus kesalahanku yang sebanyak
buih di lautan lepas.
Hari ini aku meneleponnya, selepas
bertanya kabarnya, kemudian aku bertanya lagi “mama masak apa hari ini untuk
buka puasa?” dan jawaban mama nampak antusias sekali, terdengar rona bahagianya
mendengar suaraku. Lirih aku menahan isak yang bertubi-tubi, akhirnya lepas
juga, sambil sesenggukan aku berkata “maafkan aku ma, aku yang jarang
meneleponmu, sering tak angkat teleponmu, lupa bertanya kabarmu, alpa perhatian
kepadamu. Maafkan aku ma, aku selalu belom bisa membahagiakanmu. Dan maafkan
aku maa, aku selalu jauh darimu..”
Kata kataku ditutup dengan nada lembut
nan menenangkan dari bibir mama. Benar sekali lirik lagu kasih ibu itu, kata
kata mama selalu senada tafsiran “hanya memberi tak harap kembali.”
Semoga Allah memanjangkan usiamu
hingga kita bisa bertemu lagi ya ma, sehat selalu, maafkan aku..
Artikel ini ditulis untuk mengikuti kontes
foto sebagai persembahan istimewa wujud ungkapan cinta kasih mama yang tak
pernah lekang dimakan waktu juga sekaligus ucapan maaf dari seorang anak yang
seringkali lupa kepada ibu. Kontes ini diselenggarakan oleh pantene dan downy.
Dua brand kenamaan yang produknya erat sekali hubungannya kebutuhan perempuan
dan ibu. Keduanya menggambarkan bahwa begitu
berharga dan istimewanya sosok ibu. Dengan sebuah pepatah yang mengatakan
“kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang masa.” maka pantas rasanya bagi
kita semua sebagai anak yang penuh alpa dan lupa, meminta maaf dan memohon
ampunan kepada ibu. Maaf lahir dan batin, maa..
Yuk,
teman-teman share momenmu bersama ibu dan ceritakan pengalamanmu dengan sangat kreatif
dan menyentuh. Buruan ikutan mumpung masih ada kesempatan! Upload foto kamu
sesuai tema melalui Instagram dengan menggunakan hashtag #MaafIbu #TUMPhotoContest
dan #PanteneDownyXTUM dan mention akun Instagram @the_urbanmama, tuliskan lirik
mana yang menurut kamu yang paling spesial dan memberikan inspirasi untuk
membalas kasih sayang ibu.
Ohya kamu
bisa mengupload maksimal 5 (lima) foto dan dengan cerita yang berbeda loh. Jangan
lupa juga cantumkan link http://tiny.cc/maafibu untuk disetiap post.
Kita manfaatkan bulan penuh berkah
penuh ampunan ini menjadi bulan yang tepat untuk memberi persembahan istimewa
ucapan terimakasih atas kasih sayang ibu sekaligus permohonan maaf atas segala
salah yang pernah dibuat. Ikutan yaa...
salam,
Komentar
Posting Komentar