Ngabuburit Cantik sambil Crafting Asik bersama adik-adik Salamul Falah







Momen Ramadhan selalu ditunggu-tunggu setiap muslim untuk bisa lebih memaksimalkan kegiatan saling berbagi terhadap sesama. Karena kita tahu bahwa bulan Ramadhan bulan yang lebih baik dari seribu bulan, bulan dimana seluruh amalan ibadah pahalanya dilipatgandakan. Kalau kita bisa hepi banget ketika si bos ngasih THR berlipat-lipat, maka rasanya gak salah dong kalau setiap kegiatan yang bermuatan misi untuk saling berbagi terhadap sesama manusia itu menjadi kebahagiaan tak terkira juga buat kita. 

Seperti Hari ini, saya bersama seorang sahabat cantik Rida Rahmawati yang juga seorang traveler sejati berkesempatan untuk mengisi materi tentang craft di kegiatan pesantren kilat Salamul Falah yang beralamat di Pondok Pesantren Darul Falah kecamatan Jambudipa, Cianjur.

Saya dan Rida belum pernah bertemu sebelumnya, hanya berkomunikasi via social media, bincang-bincang panjang tentang hobi tentang kegemaran berbagi pengalaman berbagi cerita remeh termasuk berbagi rencana ingin berbagi ilmu tentang hobi kami ke orang lain, crafting : membuat segala sesuatu secara handmade, atau yang sering juga disebut handicraft (kerajinan tangan). Dari bincang panjang itu, ketemu rencana yang pasti untuk bisa menyalurkan apa yang menjadi keinginan kami untuk berbagi hobi, diketemukanlah dengan kegiatan sanlat di Salamul Falah yang kebetulan salah satu pengajar disana kang Irfan L Sarhindi adalah sahabat suami saya juga. Pantun dibalas, gayung pun bersambut, kami berkesempatan mengisi materi tentang craft pada anak-anak perempuan dengan range usia 9-13 tahun.



Tidak ada motivasi yang muluk-muluk bagi saya pribadi, yang jelas saya dan Rida hanya ingin berbagi, mengenalkan tentang Do it Yourself dan bagaimana caranya berkreasi, hitung-hitung melepas penat mereka dari segala macam pelajaran bermuatan religius dan melatih imajinasi dan kreativitas mereka sejak dini. Tak ayal, mereka pun girang bukan kepalang.

Materi craft kali ini adalah berkreasi membuat tempat pensil dengan menggunakan kain flanel dengan cara jahit tangan. Menjahit adalah kegiatan mengabungkan dua atau lebih kain dengan sejumlah setik yang diciptakan dari tusukan jarum dan benang. Menjahit bukan saja pekerjaan perempuan, laki-laki pun boleh menjahit atau memiliki hobi menjahit. Bisa kita lihat deh, desainer desainer fashion yang pekerjaannya erat sekali dengan dunia menjahit banyak sekali ditemui dari jumlah mereka adalah seorang laki-laki, dan tak sedikit jumlah dari mereka yang menuai kesuksesan pada pekerjaan menjahitnya. Contoh saja Ivan Gunawan, Barli Asmara, dan masih banyak yang lainnya. And you know what, Nabi Muhammad Rosulullah junjungan kita pun mandiri menjahit kancing bajunya sendiri loh.



Menjahit banyak sekali manfaatnya, bukan hanya sekedar hobi demi mengisi waktu, tapi dengan menjahit kita jadi bisa membetulkan kancing baju yang copot, membetulkan rok/celana yang sobek, membuat baju sendiri, dan bahkan pada situasi survival (bertahan hidup) menjahit menjadi salah satu teknik yang digunakan misal celana yang dipakai ternyata sobek, membetulkan sandal yang putus, membenahi tenda yang terkoyak, dan lain sebagainya yang bisa diperbaiki dengan cara dijahit. Termasuk mungkin menjahit luka di tubuh yang menganga karena sayatan benda tajam, dan lain-lain.

Lalu kenapa kami memilih peserta hanya untuk anak-anak perempuan, jawaban praktisnya adalah karena kami perempuan, dan memilih peserta perempuan akan lebih memudahkan aktivitas kami dalam berinteraksi dan berkreasi di dalam materi ajaran. Titik.



Dengan jumlah peserta kurang lebih 50 orang, di sebuah ruangan dekat dengan makam kami belajar berkreasi bersama. Mereka sebagaimana selayaknya anak-anak dengan usia yang berada pada titik selalu ingin tahu dan menyukai kegiatan baru tampak begitu antusias mengikuti kelas crafting kali ini. Bahkan beberapa dari mereka ternyata sudah familiar sekali dengan jarum dan benang dan mampu dengan cepat membuat setik jahitan tangan tanpa kesulitan. Oh Allah, how happy..

Materi dibuka dengan membagikan kit untuk membuat prakarya tempat pensil dari kain flanel kepada masing-masing peserta. Mereka dibentuk berkelompok agar bisa belajar bekerja sama. Mereka gembira hingga bergaduh dan tertawa. Meskipun begitu selalu ada yel-yel yang mampu membuat mereka kembali hening dan tertib. Dan Lucunya, yel-yel yang mereka miliki itu jumlahnya banyak sekali, sampai hanya satu yang nyaris saya hapal : kalau kita nanya “bisa dicoba?” mereka akan serentak menjawab “bisa dicoba bisa dicoba hey..hey..xxxxxxxxxxxx (kata-kata yang tidak saya ingat)” dengan diiringi gesture tubuh yang unik dan menarik. Dan tau gak sampe di rumah, Natya (3 tahun) sempat menggerakkan tangan-tangannya yang kiri kanan ke atas dan ke bawah bersilangan sambil mangguk-mangguk dengan diiringi kata-kata yang kurang pas pelafalannya, namun saya bisa nebak itu pasti yel yang “bisa dicoba”. :D



Pelajaran dimulai dengan cara mengukur kain flanel dengan ukuran yang sudah ditentukan, mengguntingnya, kemudian menjahit kain flanel yang sudah dipotong  tadi, baru setelah itu memasang kancing dan menempelkan aplikasi sesuai kreasi dan selera masing-masing. Ah, mudah bukan?

Detik berdetak menit-menit pun berlalu, membuat prakarya tempat pensil dengan jahitan tangan rasanya begitu mengasyikkan hingga kami lupa waktu, tahu-tahu sudah jam lima aja. Kelas crafting dengan sangat menyesal harus diakhiri, mengingat dalam hitungan menit kemudian kami yang berpuasa akan segera berbuka. Yeey...puasa hari ini tidak terasa. Karena kami membuat karya dan kami bergembira. \(^_^)/



Jadi, prakarya apa yang sudah kamu buat pada Ramadhan kali ini.?





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna filosofis dibalik legenda origami burung (bangau)

Lampu Gentur, Lampu Termashur dari Cianjur

Untuk Natya: Sekelumit Cerita tentang  Delman Cianjur