Hayam Pelung, si Jago kokok panjang dari Cianjur
Hari ini kita akan membahas tentang kekayaan lain yang dimiliki
Cianjur. Tentang binatang ternak yang gaungnya mendunia. Ya, kita akan bahas
tentang ayam pelung. Ayam pelung adalah ras ayam lokal unggul khas Kabupaten
Cianjur. Dikatakan pelung karena diambil dari bahasa Sunda “mawelung” yang
artinya melengkung. Kenapa mawelung? Ini karena ayam pelung memiliki ciri khas
dari bunyi kokokannya yang panjang dan mengalun, sehingga ketika berkokok,
lehernya pun melengkung ke bawah.
Sekilas ayam pelung ini terlihat seperti ayam kampung biasa, namun
ternyata badannya yang besar serta pial dan jenggernya yang panjang menjadi
khas tersendiri bagi bentuk fisiknya. Jumlah jengger pada ayam pelung biasanya lebih
dari lima lekuk, selain itu pertumbuhan ayam ini cepat sekali. Berbeda dengan kebanyakan biakan ayam yang diseleksi
dari penampilan fisik, ayam pelung diseleksi karena suara kokokannya yang
panjang dan memiliki lagu. Tentu saja hanya ayam jantan yang memiliki sifat
ini. Ukuran ayam pelung ini relatif besar, yakni dengan berat berkisar 5-6 kg
dan tingginya antara 40-50 cm.
Nah siapa sih yang pertama kali membiakkan dan
menangkar ayam pelung ini? Menurut cerita, penangkar dan pemulia pertama ayam
ini adalah seorang petani dan tokoh agama bernama H. Djarkasih (Mama' Acih)
dari Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang, Cianjur. Beliaulah yang memulai
penangkaran sejak tahun 1850 dengan mengambil seekor ayam jantan muda yang diamatinya
memiliki kokokan lebih panjang, kemudian beliau mengawin-silangkan dengan ayam
betina biasa. (--red. Wikipedia).
#visitcianjur #identitascianjur #khasCianjur #ayampelung
#peternakCianjur #kebanggaanCianjur
Komentar
Posting Komentar