Ini Dia Kain dan Motif Khas Polynesia di film moana
Film kerapkali dibuat dengan mewakili
latar belakang sebenarnya dari suatu peristiwa/ suatu keadaan, dan bahkan film
juga sering terinspirasi dari kehidupan nyata kemudian didramatisasi agar lebih
menarik dan menghibur penonton. Dari jajaran film animasi yang baru-baru saya
tonton, saya terpikat dengan Moana. Film buatan Disney yang memakan waktu lima
tahun untuk menggarapnya itu sukses menuai masukan positif dari banyak kritikus
film. Mulai dari ide cerita, latar tempat, ukiran-ukiran, penokohan, arsitektur
rumah, termasuk tentang mengangkat beberapa kepercayaan asli masyarakat
polynesia dituangkan dalam simbol-simbol yang sarat makna dari kepercayaan yang
sudah beredar di kalangan masyarakat polynesia.
Menurut informasi yang saya dapat,
film moana dibuat untuk mewakili latar belakang keadaan dan kebudayaan yang
sebenarnya dari masyarakat kepulauan Polynesia. Oleh karenanya sang sutradara
tak main-main menggarapnya, bahkan sampai melakukan riset dengan mendatangi
beberapa pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan polynesia.Tapi pada kesempatan
kali ini kita gak akan bahas semuanya, melainkan fokus pada corak-corak, motif,
ukiran, juga kain yang ditampilkan dalam film moana. Ohya, ngomongin soal
kain-kain yang ada di film moana, ternyata ada sentuhan tangan anak indonesia
loh yang tugasnya sebagai visual developement artist, namanya Griselda
Sastrawinata.
Sejak awal film, kita sudah disuguhi
keindahan corak-corak kain yang menjadi pakaian khas masyarakat Motunui, tempat
dimana moana dan keluarganya bermukim. Sejak sang nenek menceritakan legenda
tentang Maui kepada moana kecil dan teman-teman sebayanya, disana kita bisa
lihat berbagai lembaran kain dengan motif unik berjejer menggantung
mengelilingi aula.
Mungkin diantara kita ada yang
bertanya apa benar ada motif-motif seperti itu di kehidupan masyarakat
polynesia yang sebenarnya? Atau kita juga menjadi penasaran apa sih namanya?
Ternyata kain-kain itu adalah kain
tapa, jenis kain kulit kayu khas daratan polynesia. Kain tapa berasal dari pulau
Tahiti dan kepulauan cook . adalah kapten cook yang pertama kali
mengumpulkannya dan memperkenalkan kain ini kepada dunia. Dimana terbuat dari
kulit-kulit kayu pohon murberi dengan cara menumbuk numbuk serat-serat kulit
kayu tersebut sehingga diperoleh lembaran-lembaran yang lebih lentur menyerupai
kain. Pada awalnya kain tapa ini hanya diperuntukkan untuk upacara atau
ritual-ritual keagamaan yang sifatnya sakral. Namun lambat laun berkembang
menjadi bahan baku untuk pakaian sehari-hari yang digunakan oleh para penduduk.
Kembali ke film moana sebenernya mengingatkan saya tentang Indonesia, dimana kita sama sama memiliki kesamaan tentang konsep nenek moyangku seorang pelaut. Tidak hanya polynesia yang memiliki kain tapa, Indonesia diketahui sejak 3000 tahun yang lalu sudah memiliki tradisi membuat kain tapa (kain kulit kayu) ini. Sebut saja di Sulawesi Tengah, di Papua, Kalimantan,dan masih banyak lagi. Motif dan coraknya pun beragam mulai dari bentuk-bentuk geometris, bertema tentang alam dan juga binatang. Untuk bahan baku yang digunakan sendiri dari pohon mulberi, pohon sukun dan juga nangka.
Motif dan corak khas kain tapa (kain kulit kayu) ini rupanya tidak hanya dibuat pada kain tapa-nya, melainkan digunakan pada berbagai macam ornamen, sebut saja pada tiang-tiang rumah, ukiran-ukiran pada perahu, alat-alat untuk berburu, bahkan motif motifnya dijadikan corak pada tatto di badan.
Jadi, sedikit banyak kita jadi tahu ya kain-kain khas polynesia itu bentuknya gimana dan dibuat dari apa. Bangga deh karena bukan hanya mereka yang punya kain kulit kayu (kain tapa) itu, Indonesia pun punya. Dan sebagai bangsa yang menghargai sejarahnya, kita juga wajib melestarikan budaya kita ya, biar gak hilang tak berbekas bak jejak dihapus ombak lautan.
Sudah dulu ya, terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat.
Referensi:
- wikipedia
- fitinline.com
Komentar
Posting Komentar